tanya2

twitter FOLLOW SAYA DI TWITTER

Kawah Putih Indonesia ala GSC

Pada saat sedang bengong2 ga jelaz 4 orang memikirkan buat jalan, tapi mereka tak tahu mau kemana mereka akhirnya memutuskan untuk pergi dulu ke puncak bogor...
lalu mereka santai santai disana sambil makan jagung bakar yang tersedia disana dan mampir ke Air Terjun Cibeureum puncak..

Salah satu orang memikirkan untuk jalan-jalan  ke Bandung, tujuannya & niat awal si mau ke kotanya aja, tapi ada yang bilang "ke Kawah Putih aja" yang katanya tempat tu indah dan mereka setuju semua.. lalu mereka pergi ke sana,, sekitar 2 jam dari kota bandung mereka pun tiba di kawah putih......
tapi sialnya di kawah putih hujan pun turun,, mereka menunggu di gazebo2 yang ada di sekitar sana,,,
selesai hujan turun,, mereka langsung berhuting hunting ria,,, foto'a aneh2 semua,, tapi lumayan lah buat pemula
lalu ga beberapa lama mereka buat video aneh,,, yang berisi orang orang aneh juga,,,

NI ADA FOTO ANEHNYA :

 Hormat GSC


GSC itu gak ada matinya
Fun Backpacker Family

Selimut Debu

Pada tahun 2006, Agustinus mulai melintasi perbatasan antar negara menuju Afghanistan, dan selama dua tahun ia menetap di Kabul sebagai fotografer jurnalis---catatannya di buku ini adalah hasil perenungan yang memakan waktu tak singkat.

Selimut Debu akan membawa Anda berkeliling "negeri mimpi"---yang biasa dihadirkan lewat gambaran reruntuhan, korban ranjau, atau anak jalanan mengemis di jalan umum---sambil menapaki jejak kaki Agustinus yang telah lama hilang ditiup angin gurun, namun tetap membekas dalam memori. Anda akan sibuk naik-turun truk, mendaki gunung dan menuruni lembah, meminum teh dengan cara Persia, mencari sisa-sisa kejayaan negara yang habis dikikis oleh perang dan perebutan kekuasaan, sekaligus menyingkap cadar hitam yang menyelubungi kecantikan "Tanah Bangsa Afghan" dan onggokan debu yang menyelimuti bumi mereka. Bulir demi bulir debu akan membuka mata Anda pada prosesi kehidupan di tanah magis yang berabad-abad ditelantarkan, dijajah, dilupakan---sampai akhirnya ditemukan kembali.

"As a backpacker, Agustinus has taken several routes in his journey which other travelers would have most likely avoided."

"Agustinus tak ingin hanya menjadi penonton isi dunia. Ia mau terlibat sepenuhnya dalam perjalanan itu. Ia tak sekadar melihat pemandangan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga mengenal budaya dan berinteraksi dengan masyarakat setempat."